Powered By Blogger

Senin, 15 Juni 2015

Wisata Goa Luweng ( Jurug Progo )

Pantai dengan air terjun memiliki daya tarik tersendiri. Selain Malang dan Pacitan, ternyata Blitar juga punya loh pantai dengan air terjun yang cukup memukau untuk dikunjungi. Nama pantai yang bisa menjadi salah satu
destinasi wisata di Blitar ini namanya Umbul Waru. Penasaran dengan pantai umbul waru ini? Simak ulasan singkat setelah mengunjungi pantai ini minggu lalu.
Pantai Umbul Waru Khusus untuk Pecinta Petualangan
pantai umbul waru
Pantai umbul waru secara administratif terletak di desa Sidomulyo, Kec. Bakung, Kab. Blitar. Pantai ini bisa dibilang cukup sempit jika dibandingkan dengan pantai pangi maupun pantai tambakrejo . Selain itu sempitnya pantai dan tebing karang membuat pengunjung yang main ke pantai ini tidak bisa menikmati apabila ombak sedang pasang. Air terjunnya pun tidak bisa dinikmati ketika ombak pasang, karena ombak di pantai ini benar-benar besar jika dibanding pantai lain di Blitar selatan.
air terjun di pantai umbul waru ketika pasang
Sangat disarankan untuk datang ke
pantai umbul waru ketika ombak sedang surut, supaya bisa menikmati air terjunya. Selain itu apabila berkunjung ke pantai ini pastikan membawa bekal, karena lokasinya yang cukup jauh dari pemukiman penduduk. Apabila ombak sedang pasang jangan paksakan untuk melihat air terjun dari bawah, karena benar-benar berbahaya! Harap diperhatikan.
pantai umbul waru dari bukit
Cara Menuju Pantai Umbul Waru
Untuk menuju pantai umbul waru, anda bisa memilih rute melewati monumen trisula maupun goa embultuk. Karena akses ke pantai ini berada di tengah-tengah rute tersebut. Apabila anda dari monumen trisula, ikuti arah ke air terjun tirtogaluh, kemudian terus sampai melewati jembatan. Ketika anda sampai di pertigaan apabila lurus ke pantai pasur, belok ke kiri. Ikuti jalan terus hingga ada pos kamling di tikungan. Anda bisa belok kanan untuk menuju pantai umbul waru. Ikuti jalan utama terus maka anda akan sampai di pantai. Jangan ragu untuk bertanya pada orang yang anda temui di jalan supaya tidak tersesat.
Selain lewat pos kamling tersebut, anda juga bisa melewati jalan yang berada tepat di depan kantor kelurahan sidomulyo. Lewat jalur ini relatif lebih mudah dibanding jalur pos kamling. Usahakan untuk tidak membawa motor matic, karena jalan bebatuan dan tanjakan yang cukup tinggi akan membuat beltnya bermasalah seperti yang dialami rombongan beberapa waktu lalu. Berikut peta lokasi pantai umbul waru
Anda akan parkir kendaraan di pinggir jalan utama dan harus berjalan melewati kebun tebu. Selain itu anda perlu tracking menuruti tebing yang cukup melelahkan. Pastikan anda dalam kondisi fit dan sehat. Ingat, jangan meninggalkan sampah apapun di tempat ini dan utamakan selamat.

Destinasi Pantai Umbul Waru Blitar

Pantai dengan air terjun memiliki daya tarik tersendiri. Selain Malang dan Pacitan, ternyata Blitar juga punya loh pantai dengan air terjun yang cukup memukau untuk dikunjungi. Nama pantai yang bisa menjadi salah satu
destinasi wisata di Blitar ini namanya Umbul Waru. Penasaran dengan pantai umbul waru ini? Simak ulasan singkat setelah mengunjungi pantai ini minggu lalu.
Pantai Umbul Waru Khusus untuk Pecinta Petualangan
pantai umbul waru
Pantai umbul waru secara administratif terletak di desa Sidomulyo, Kec. Bakung, Kab. Blitar. Pantai ini bisa dibilang cukup sempit jika dibandingkan dengan pantai pangi maupun pantai tambakrejo . Selain itu sempitnya pantai dan tebing karang membuat pengunjung yang main ke pantai ini tidak bisa menikmati apabila ombak sedang pasang. Air terjunnya pun tidak bisa dinikmati ketika ombak pasang, karena ombak di pantai ini benar-benar besar jika dibanding pantai lain di Blitar selatan.
air terjun di pantai umbul waru ketika pasang
Sangat disarankan untuk datang ke
pantai umbul waru ketika ombak sedang surut, supaya bisa menikmati air terjunya. Selain itu apabila berkunjung ke pantai ini pastikan membawa bekal, karena lokasinya yang cukup jauh dari pemukiman penduduk. Apabila ombak sedang pasang jangan paksakan untuk melihat air terjun dari bawah, karena benar-benar berbahaya! Harap diperhatikan.
pantai umbul waru dari bukit
Cara Menuju Pantai Umbul Waru
Untuk menuju pantai umbul waru, anda bisa memilih rute melewati monumen trisula maupun goa embultuk. Karena akses ke pantai ini berada di tengah-tengah rute tersebut. Apabila anda dari monumen trisula, ikuti arah ke air terjun tirtogaluh, kemudian terus sampai melewati jembatan. Ketika anda sampai di pertigaan apabila lurus ke pantai pasur, belok ke kiri. Ikuti jalan terus hingga ada pos kamling di tikungan. Anda bisa belok kanan untuk menuju pantai umbul waru. Ikuti jalan utama terus maka anda akan sampai di pantai. Jangan ragu untuk bertanya pada orang yang anda temui di jalan supaya tidak tersesat.
Selain lewat pos kamling tersebut, anda juga bisa melewati jalan yang berada tepat di depan kantor kelurahan sidomulyo. Lewat jalur ini relatif lebih mudah dibanding jalur pos kamling. Usahakan untuk tidak membawa motor matic, karena jalan bebatuan dan tanjakan yang cukup tinggi akan membuat beltnya bermasalah seperti yang dialami rombongan beberapa waktu lalu. Berikut peta lokasi pantai umbul waru
Anda akan parkir kendaraan di pinggir jalan utama dan harus berjalan melewati kebun tebu. Selain itu anda perlu tracking menuruti tebing yang cukup melelahkan. Pastikan anda dalam kondisi fit dan sehat. Ingat, jangan meninggalkan sampah apapun di tempat ini dan utamakan selamat.

Sabtu, 13 Juni 2015

Snja Di Pantai Kesirat Gunungkidul

Pantai Kesirat atau disebut juga Pantai Gesirat terletak di desa Girikerto, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta. Pantai ini dulunya hanya terkenal  di kalangan para pemancing karena merupaka salah satu Spot Memancing dari atas tebing. Namun lama kelamaan yang berkunjung ke pantai Kesirat bukan saja dari kalangan pemancing tapi para wisatawan lokal bahkan dari luar jogja pun berdatangan karena ingin merasakan suasana khas yang berbeda dari pantai Gunungkidul lainnya.
gang ke pantai kesirat dan kondisi jalannya
Rute menuju ke Pantai Kesirat mudah kok, cukup membawa kendaraan sendiri kita bisa ke pantai ini. Rutenya menuju ke pantainya ada dua lewat Selopamioro, Imogiri atau lewat Jalan Wonosari. Saya sarankan sih lebih mudah lewat Selopamioro karena kita bisa menghemat waktu sekitar 30 menit, kondisi jalan bagus dan  tidak seramai Jalan Wonosari. Rutenya dari Kota Jogja arahkan kendaraan anda menuju Ring Road Selatan dan menuju Jalan Imogiri Timur, Ikuti Jalan Imogiri Timur sampai persimpangan segitiga pasar Imogiri, ambil kanan lalu ikuti jalan sampai bertemu persimpangan segitia kembali. Dari simpang segitiga ambil kiri lalu ikuti jalan papan petunjuk arah ke Solopamioro. Setelah menyebrangi jembatan sungai Opak, jalan mulai menanjak dan berkelok, kita harus hati-hati disini karena beberapa tikungan agak tajam. Setelah melewati jalan menanjak di Selopamioro dan ikuti saja jalan tersebut dan sekitar 20-30 menit kita bertemu dengan pertigaan dengan pohon beringin besar di sebelah kiri jalan (ada papan petunjuk pantai Gesing), ambil lalu ikuti jalan tersebut sampai menemukan pohon Beringin raksasa di tengah jalan. Dari pohon beringin tersebut ambil kanan , lalu ikuti jalan tersebut melewati gang pantai Gesing, lalu akan sampai di Gang Pantai Kesirat. Gang pantai Kesirat terdapat Mesjid/Musolla persis di sisi jalan masuk gang.  Dari sini hanya tinggal mengikuti jalan co-coran dari gangn tersebut melewati desa dan terakhir adalah hutan dan ladang-ladang warga sampai mentok sampai parkiran pantai Kesirat. Di tengah perjalanan sebelum sampai pantai kesirat akan melewati parkiran pantai Wohkudu, jika ada waktu kita bisa mampir ke pantai tersebut.
pemandangan pantai kesirat dari tebing baratnya
Pantai Kesirat itu pantai Tebing, jangan bayangkan kita bisa menemukan pasir dan bermain-main. Tinggi tebing ke laut mungkin beragam mungkin sekitar 15– 30 meter. Di pinggir tebing terdapat satu pohon raksasa yan tumbuh miring bagaikan menara pissa di italia, miring kearah laut. Sejauh yang saya lihat sih pohon tersebut bernama pohon Keben, pohon yang merupakan pohon identitas dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Pohon Keben ini bisa ditemukan juga di Halaman Kraton Jogja. jika melihat jurang di bawah pohon tersebut terdapat patahan batu yang mungkin dulunya merupakan bagian dari tebing pantai kesirat yang jatuh karna gempa atau abrasi air laut yang terus menerus. Terdapat juga hamparan rumput yang cukup luas dan agak datar, biasanya hamparan rumput ini sering kali dijadikan tempat mendirikan tenda atau mengelar tikar untuk menyantap bekal yang mereka bawa. Namun sayangnya hampir tidak ada pohon peneduh di hamparan rumput tersebut, jika datang di siang hari, panasnya lumayan menyengat kulit.

Potongan tebing yang roboh
Fasilitas yang tersedia di pantai ini hanya parkiran kendaraan saja, tidak ada toilet atau semacamnya disini. Penjual makanan-minuman pun hanya ada satu yang letaknya di dekat parkiran motor. Jika ingin berkemah disini bawalah perlengkapan dan bekal yang mencukupi terutama makanan dan minuman. Karena untuk mencapai warung terdekat jaraknya cukup jauh, itupun kalau warung tersebut masih buka.
menunggu senja
Kami memilih ke Pantai Kesirat ini sore hari, selain karena ingin mencoba dan melihat pemandangan senja di pantai ini, saat sore hari panas hari sudah tidak terlalu menyengat.  Sekitar jam 4 sore kami sampai di pantai Kesirat, sudah banyak muda-mudi yang menempati tempat yang Posisi Wenak untuk menikmati senja, ada juga yang sedang sibuk mendirikan tenda, dan kami memilih tidur-tiduran saja, sambil menyantap camilan yang dibawa, setelah lelah berfoto-foto dan berkeliling di pantai Kesirat
Waktu menunjukan jam 5.30, matahari sudah mulai menurun, warna jingga pada langit mulai nampak sedikit demi sedikit. Kami yang awalnya tidur-tiduran bergegas bangun dan mondar-mandir mencari spot foto dan tempat melihat senja yang terbaik. Kami memutuskan melihatnya agak jauh dari belakang Pohon raksasanya. Melihatnya jauh dari belakang pohon raksasanya seakan sempurna, kami melihat Siluet Pohon raksasa, dihiasi pemandangan laut yang warnanya pun ikut berubah agak jingga, lalu pemandangan warna langit berubah jingga keemasan matahari yang perlahan turun dan akhirnya tenggelam di laut dan setelahnya awan langit yang tadinya putih berubah warna menjadi merah menandakan titik puncak dari senja hari itu.

Teringat sebuah quote “Sudah berapa banyak senja yang aku habiskan untuk merindukanmu”. Sebuah qoute galau akut yang menjadi favorit salah satu teman yang menemani melihat senja di Pantai Kesirat. Kalau ditanya berapa senja yang ku habiskan, yang jelas tidak sebanyak si Pohon Keben Raksasa Kesirat. Melihat pohon tersebut dengan latar senja seakan ada sesuatu agak menyesakkan, sepertinya pohon tersebut merindukan teman-temannya sesama pohon yang tumbuh didekatnya, atau merindukan dulu ada pohon yang sama di sebelahnya. Yah mungkin itu kisah rahasia si Pohon :)

Selamat Merayakan Kerinduan!! :)

Pantai Klayar Pacitan

Terbayar sudah keinginanku yang sejak lama ingin mengunjungi tempat yang satu ini,  Pantai klayar pacitan jawa timur. dulu pernah ke tempat wisata lain di pacitan, tetapi karena satu dan lain musabab sehingga belom sempat mampir ke tempat yang satu ini. 

Pantai klayar merupakan salah satu wisata pantai andalan pacitan, ini di tunjukkan dengan kedatangan rombongan keluarga pak SBY pada tahun 2013 an yang lalu.
    Pantai Klayar tepat terletak di Desa sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. 
 
  Tujuan utama waktu itu adalah pantai klayar, tetapi sekalian mampir di pantai teleng ria dulu, karena akses dari kota pacitan ke pantai teleng ini sangat dekat, lanjut perjalanan ke pantai watu karung melalui jalan raya pacitan-solo ikuti petunjuk arah yang mau ke watu karung. Di kecamatan pringkuku belok kiri sampai ketemu pantai watu karung. Sekitar satu jam di pantai watu karung foto foto dan menikmati putihnya pasir dan birunya air laut lanjut perjalanan ke pantai klayar. Dari watu karung ke pantai klayar anda bisa memilih dua jalur perjalanan, yang pertama balik arah lagi ke jalan raya, ini bertujuan mencari jalan yang bagus dan lebar. Atau pilihan ke dua dengan meneruskan perjalan dari watu karung ke pantai klayar, tetapi jalan agak rusak dan berliku liku naik turun deh pokoknya, tapi asyik juga sekalian ngebolang, he he. Jarak dari watu karung ke pantai klayar kurang lebih 10KM.
Berikut jepret jepret ala kadarnya ,,,,







    Nah di pantai klayar ini ada satu tempat yang di beri nama seruling sakti eh salah, seruling sakti kan punya nya caesar goyang yks itu. Di pantai klayar ada satu tempat yang di beri nama seruling samudera, wah apa lagi ini? Seruling samudera adalah tempat di mana ada air yang tiba tiba keluar dari dalam batu besar dan kadang mengeluarkan suara seperti seruling, tapi bukan seperti seruling dangdut ya suaranya. Air yang keluar ini bisa mencapai ketinggian kurang lebih 10 M, dan biasanya para pengunjung berburu foto untuk dapat menangkap momen yang unik ini. Muncul pertanyaan? kok bisa tiba tiba ada air yang keluar dari bebatuan sampai setinggi itu? iya, karna air itu keluar dari rongga rongga bebatuan yang di hantam ombak besar dari tengah lautan. 
    Jarak dari tempat parkir ke seruling samudera ini kurang lebih 1km dengan menyusuri sepanjang pinggiran pantai di atas pasir putihnya. Anda juga bisa menyewa motor roda tiga yang di buat sirkuit mini itu apa namanya saya lupa?? dengan biaya sewa Rp50.000   per setengah jam nya. Selain menuju ke seruling samudera anda jg bisa sekalian menikmati pemandangan di sepanjang pantai. Tetapi harus di ingat, jika kita ingin menuju ke seruling samudera harus di sertai pemandu, awalnya sih kirain cuma seperti pemandu wisata gitu, tetapi bukan ini tugasnya, pemandu ini adalah orang yang sangat hafal sekali tentang pasang surutnya air laut, jadi jika air pasang bisa kemungkinan seruling samudera ini belom bisa di kunjungi sampai menunggu air surut. Mengingat ombak di pantai klayar ini cukup wus wus.  "untuk pemandu ada biaya Rp2000 mas" kata salah satu pemandu.

Air Terjun Dolo Kediri

Setelah dari Kelud sehari sebelumnya, saya jalan-jalan lagi ke tempat wisata lain di kediri, yaitu Besuki. Kalau di jawa barat besuki ini bisa disamakan dengan kawasan puncak, terletak di dataran tinggi dan banyak berdiri villa peristirahatan. Besuki dapat dicapai satu jam perjalanan dari kota kediri.
 Di besuki ada tiga air terjun, yaitu air terjun irenggolo, air terjun parijoto, dan air terjun dolo. Dari hasil googling, saya dapati yang paling indah adalah air terjun dolo. Maka ke sanalah saya menuju. Untuk masuk ke kawasan wisata besuki kita dikenakan retribusi Rp.3000,-.
Lokasi air terjun dolo paling tinggi dibanding yang lain. Letaknya juga paling jauh, empat kilometer dari komplek villa besuki. Jalan kesana menanjak tajam. Hati-hati bagi yang kendaraannya sudah renta, bisa-bisa nggak kuat naik.

Pemandangan di sepanjang jalan menuju air terjun dolo istimewa. Di kanan jalan berupa hutan tropis lebat, sementara di kiri jalan terpampang panorama indah lereng gunung wilis. Titik tertinggi yang kita lewati untuk ke air terjun dolo adalah 1400 meter dari permukaan laut. Kebayang dong kerennya.




Dari salah satu titik kita bisa melihat kota kediri dan kota tulungagung nun jauh di bawah sana.
Sebagaimana umumnya wisata air terjun, begitu sampai di parkiran kita harus berjalan kaki lagi menuju air terjun. Tapi di air terjun dolo, jalan kakinya nggak tanggung-tanggung. Kita harus menuruni tangga dengan jarak yang sangaaat jauh! Mungkin ada 1000 anak tangga.

Tiap berpapasan dengan pengunjung yang naik saya sampai nggak tega melihat tampang mereka. Tatapan sendu mereka seolah melarang saya turun, daripada menyesal. Suara gemuruh air terjun dari jauh memang sudah terdengar, tapi tetap aja nggak sampai-sampai. Sepanjang perjalanan turun yang saya bayangkan bukan keindahan air terjun, tapi betapa capeknya nanti harus naik lagi.
Setelah setengah jam akhirnya saya sampai di air terjun dolo. Alhamdulillah yah, air terjunnya bagus!

 Airnya juga jernih. Worth it lah dengan tenaga yang kita keluarkan.
Air terjun dolo terdiri dari tiga tingkat. Dua tingkat terbawah tingginya masing-masing empat meter. Yang paling keren tentu tingkatan paling atas. Tingginya sekitar 30 meter. Debit airnya tidak besar seperti coban rondo, tapi juga tidak sekecil dlundung. Pas lah. Dan karena airnya tidak terlalu deras kita jadi bisa mandi di bawah curahan air terjunnya.

Kebetulan waktu saya datang ada mas-mas yang lagi mandi di bawah air terjun dolo. Saya pun ikut- ikutan. Langsung deh buka baju, trus pelan-pelan masuk ke kolam air terjun. Begitu air sampai di pinggang saya berhenti. Kok agak dingin ya..? O mungkin harus berendam seluruh badan. 1 2 3 saya pun menyelam sampai kepala. Dan aarrgghh!!! Airnya dingin sekaleeee. Belum apa-apa badan saya sudah menggigil. Dikuat-kuatin pun tetap aja nggak sanggup berendam lagi, apalagi sampai ke bawah air terjun.

Ya sudahlah mau gimana lagi. Badan yang biasanya kena angin laut ini rupanya harus menyerah pada dinginnya air gunung. Beruntung waktu itu saya tinggal sendirian jadi nggak ada yang memperhatikan dan menertawakan kalau saya telah ‘gagal total’. :D
Saran buat yang mau ke sini sebaiknya hindari hari libur karena pada waktu tersebut air terjun dolo pasti dipadati pengunjung. Lebih baik datang pada hari kerja seperti saya. Pengunjung cuma satu dua, jadi berasa air terjun pribadi. :)

Cuban Sewu Pronojiwo Lumajang

Assalamualaikum sobat, kembali lagi dengan saya muchidul umam, kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya ke cuban sewu pronojiwo lumajang. Yah perjalanan kali ini memang sangat seru karena rutenya pun juga sangat menantang karena pernah ada yang tewas di tempat wisata ini, jadi hati hati ya sob bila berkunjung ke wisata ini karena ini merupakan wisata minat khusus.

Pagi itu saya, mas lana muslimin, rio dan mubin sudah kontek"an buat perjalanan kami selanjutnya, rencananya se camping jadi mas limin bawa perlengkapan camping. Pukul 06.00 saya berangkat kerumah mas limin karena rumah saya dengan mas limin berdekatan, sambil menyiapkan peralatan saya nge teh dulu biar badan ini terasa hangat, hehehehehe. Tidak lama kemudian rio pun juga datang, lalu kami berangkat ke alun alun pasuruan karena di sana mubin dan teman dari komunitas backpacker pun ada yg mikut, ada 2 orang tp saya lupa namanya, hehehehe.

Pukul 7 lebih kami berenam memulai perjalanan seru ini, saya memimpin di depan dengan "si merah" jagoan saya. Perjalanan kami terasa begitu santai karena kami gak ingin ngoyok" sobat, pukul 08.00 kami sampai di pertigaan Probolinggo, kami belok ke kanan ke arah Lumajang. Sekitar pukul 11.00 kami sampai di kota lumajang, ada pertigaan yang arahnya bisa menuju ke Senduro dan ke arah Malang, karena kami santai jadi kami mampir dulu kerumah saudaranya mas limin sambil cari makan gratis, hahahahaha.

Tapi teman kami dari backpacker tak mau mikut mampir karena mereka mengejar waktu, lah saya pun ngasih tau jalan yang salah, ke arah senduro yang jalannya begitu nanjak, kasian juga se tapi mau gimana lagi, hehehehe. Rumah saudara mas limin berada di daerah Tempeh, kami melepas lelah sebentar dan mengisi perut yang sudah keroncongan ini. Makannya sambelnya pedes lagi, wah tambah nikmat ja nih apalagi gratis.

Setelah sholat kami pun melanjutkan ke tujuan kami yaitu cuban sewu, kami tak tau jalan tapi ancer"nya saya tau yaitu di dekat goa tetes. Dan ternyata sudah ada papan besar yang bertuliskan wisata cuban sewu, kami kira sudah bagus tapi saya salah besar. Medannya begitu berat dan berlumpur, tapi untungnya ada mas limin yang udah pengalaman. Medannya pun turun tebing, saya dan teman" pun sempet kepleset karena medannya licin apalagi berbarengan dengan anak dari universitas di malang, mereka alay" lagi, nambah lama perjalanan kami saja dan yang paling saya tidak suka mereka merusak alam saya, yah boleh di bilang kalau cari rute ngawur.

Ingat sob kita berwisata harus menjaga dan menghargai alam itu bukan malah merusak, setelah menuruni tebing pun kami nmasih menyebrangi sungai yang arusnya lumayan deras lah, hati hati ya sob tetap harus bersama dan pegangan tangan bila mau menyebrangi sungainya. stelah trekking beberapa meter sampailah kami di cuban sewu yang begitu menakjubkan.




sebenarnya seh banyak fotonya tapi berhubung hp saya masih hang dan belum beli lagi jadi harap maklum ya, hehehehe. Makasih ya udah baca blog saya, lain kali saya saya akan post perjalanan saya ke wisata besuki di kediri dan pantai klayar pacitan.

Air Terjun Coban Cinde



Air Terjun Cinde -+ 1000mdpl
- Foto detail jalur ada di komen bawah ya
- Free cuma bayar seikhlasnya nitip kendaraan di rumah terakhir warga
- Lokasi Desa Benjor Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang
Arah Candi Jago Tumpang lurus terus naik.
- Koordinat Air Terjun -7.989245, 112.834613
- Ketinggian dasar Air Terjun -+ 1000mdpl
- 90% Menyusuri sungai sejauh -+ 1,2 km (1,5 - 2 Jam)
- Start awal Turunan Menuju dasar sungai -+ 15 - 20 menit
- Koordinat start awal Turunan -7.992196, 112.828122

# Perjalanan Lebih Baik start pagi2 jangan siang2
# Jika Hujan Lebih Baik dbatalkan takutnya ada bandang
# Wajib Lengan Panjang/Jaket (menghindari duri & gatal)
# Yg gag betah dingin bisa bawa termos air panas mini isi kopi : )
# dbawa kembali ya sampahnya : )

Senin, 08 Juni 2015

Indahnya Gunung Andong

Puncak gunung menjadi salah satu tempat yang tepat untuk berburu sunrise. Di Magelang, Jawa Tengah, ada Gunung Andong yang menampilkan sunrise keemasan, yang begitu menakjubkan!

Nama Gunung Andong sudah tak asing lagi bagi masyarakat Magelang, Yogyakarta dan sekitarnya. Gunung dengan ketinggian 1.726 mdpl ini memiliki pesona yang tak kalah menarik dengan gunung lain yang lebih populer, seperti Gunung Merbabu dan Merapi.

Gunung Andong terletak di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Dari Kota Yogyakarta, gunung dengan pemandangan cantik ini dapat diakses melalui Jl Magelang, lalu ambil arah menuju Jl Ketep Pass.

Pada pertigaan, ambil ke arah kanan menuju Jl Magelang-Salatiga. Setelah itu ambil jalur menuju arah menuju Grabag-Ngablak. Sampailah Anda di Gunung Andong.

Gunung ini sangat ramai saat akhir pekan tiba. Maka dari itu, kami yang hanya beranggotakan dua orang, memilih untuk melakukan pendakian di hari-hari kerja untuk menghindari padatnya kawasan tersebut. Tapi Anda juga boleh mencoba mendaki di akhir pekan, terserah saja.

Kami berangkat dari Kota Yogyakarta pada hari senin pukul 02.30 dini hari, dan menghabiskan waktu 1,5 jam untuk mencapai Basecamp Pendem. Setelah itu, kami diminta registrasi pendakian dan membayar retribusi sebesar Rp.2000 per orang dan Rp.5000 untuk parkir kendaraan.

Trek pendakian yang terus menanjak akan terasa sangat melelahkan bagi yang tidak terbiasa. Apalagi di tambah beban berat logistik yang dibawa. Di ufuk timur, tampak langit berwarna jingga yang menandakan terbitnya sang surya, membuat kami bersemangat untuk segera mencapai puncak.

Setelah 1 jam 17 menit melakukan pendakian, sampailah kami pada titik tertinggi Gunung Andong. Semua lelah saat pendakian pun seakan terbayarkan, saat melihat indahnya golden sunrise pagi itu.

Di sekeliling juga tampak 7 puncak nan gagah antara lain Gunung Telomoyo, Merbabu, Merapi, Ungaran, Sindoro, Sumbing dan Prau. Pengalaman menikmati golden sunrise di Gunung Andong akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi kami. Yuk coba! ( Sumber : detik travel )

Minggu, 07 Juni 2015

Pesona Kawah Ijen

Hai sobat Muchidul Umam, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya waktu berkunjung kedua kalinya kekawah ijen, perjalanan kami kali ini sangat seru, seminggu sebelum hari H kami berenam ( saya, bambang, rio, mubin, dayat, dan satu lagi lupa namanya :D ) sudah membuat janji bahwa perjalanan kami selanjutnya yaitu ke kawah ijen, berbagai persiapan pun sudah kami persiapkan. Dari senter, jaket tebal, pakaian ganti dan konisi sepeda pun tidak lupa kami siapkan.

Esoknya pun kami udah saling kontak untuk keberangkatan, yah walaupun ada penghalang di jalan yaitu kali kraton banjir, tapi kami tetap berangkat walaupun agak siangan dikit, ya sekitar jam 10 pagi. Kami berangkat dengan 3 sepeda, saya dengan dayat, bambang dengan rio dan mubin dengan temannya lagi, perjalanan kami pun di mulai, yah berangkatnya pun sangat santai, perjalanan kami terhibur dg sepeda yang di bawa oleh bambang, Katanya se sepeda maling :D, suaranya paling berisik sendiri.

Pukul 11.30 kami berhenti di Indomaret untuk membeli camilan dan minumandan sambil mencari masjid buat Jum'atan, eh apesnya pas udah ketemu masjidnya ternyata kami masuk pondok, udah pakaian beda sendiri, kami di liatin trus lagi sama orang orang pondok ( di kira ganteng kali ya ). setelah sholat jum'at kami pun melanjutkan perjalanan, di perjalanan menuju Bondowoso kali ini tidaklah bosan, karena di kanan - kiri jalan banyak pemandangan yang lumayan indah lah, ada PLTU Paiton dan Pasir Putih Situbondo.

Pukul 13.30 kami rehat di Pasir Putih sambil cari makan buat ngisi perut, jam 15.00 kami melanjutklan lagi. Jangan lupa untuk ke kawah ijen ambil belokan setelah pasir putih arah bondowoso jangan sebelum pasir putih karena bila kita belok ke arah Bondowoso sebelum pasir putih maka perjalanan semakin jauh.

Bila sudah belok ke kanan arah Bondowoso lurus saja dan ikuti arah PETUNJUK PLAKAT ya, setelah itu nanti kalian akan bertemu dengan pertigaan dengan tulisan plakat KAWAH IJEN lalu belok kiri ( nb : sebelum belok ke arah kawah ijen isilah bensin kendaraanmu full karena setelah belok ke arah kawah ijen kita takkan ketemu dengan pom bensin lagi ).

Dari pertigaan itu perjalanan kami masih lumayan jauh, ya sekitar 60 km lagi tapi jangan khawatir karena perjalanan kita nanti akan di suguhi pemandangan yang begitu wow. Kmai melewati beberapa pos untuk mengisi data diri dan nanti saat pengisian data di pos terakhir ( ada 3 pos ) sempatkan berhenti, karena ada pemandangan yang sangat bagus. Maaf ya tak bisa kasih foto karena hp saya hang sekarang :D.

Perjalanan kami agak lama karena di tengah jalan sepeda bambang baut rantainya mau lepas ( hahaha maklum sepeda maling ), setelah di bantu oleh penduduk setempat kami pun melanjutkan perjalanan, hati hati bila membawa kendaraan karena kabut sangat tebal dan gelap. Kami sampai di pos Paltuding ( pos tempat perijinan pendakian ) jam 8 malam, kami cari warung dulu sambil menghangatkan badan. 


Tidak lupa kami eksis dulu, hehehehe. Pukul 22.00 kami memutuskan rehat di Musholla yang ada di pos paltuding, maklum kami tak membawa tenda dan hanya membawa karpet dan itu pun di bagi 6 orang ( melas banget ya ). Ternyata setelah di Musholla pun kami tak bisa tidur, terutama bambang, dia kedinginan banget padahal baju udah rangkep 3 plus jaket, pakai kaos kaki dan sarung pun juga udah tapi tetep ja bolak balik gak bisa tidur, saya dan rio pun akhirnya ke warung untuk beli teh hangat dan balsem. Tidak lupa semua teman" saya bangunkan untuk menghangatkan badan mereka.

Pukul 01.00 saya memesan tiket untuk memulai pendakian sambil dusel"an pesane karena waktu itu rame banget pengunjungnya, setelah memesan tiket, jam 2 pagi kami memulai pendakian, tidak lupa kami eksis lagi sebelum pendakian, hehehehe



Pukul 04.00 kami sampai di puncak sambil menunggu sunrise di sana 

Mentari pagi pun mulai muncul dan sekalilagi kami mulai eksis, hehehehe



Sebenarnya masih ada 1 lagi kawah di sekitar kawah ijen cuma belum terekspos dan di lindungi oleh pihak sana karena masuk cagar alam, tidak sembarang orang bisa masuk kesana, medannya pun juga sangat berat. Bila kita berangkat dari sisi kawah ijen, perjalanan memakan waktu 4 jam dan rutenya sangat berat ( nanjak terus ) dan belum ada jalan jadi kita hanya memakai filing saja. Bila dr pos paltuding perjalanan bisa memakan waktu 6 hari, bayangkan coba.



Tak terasa kami begitu lama berada di puncak dan kami pun memutuskan untuk turun, dan saat perjalanan turun kami ketemu dengan orang ini, gimana pendapat anda ? :D

tidak lupa boyband masa depan juga ikut eksis :D 


Yah cukup sekian dulu ya perjalanan kami kali ini, puncak kami selanjutnya yaitu Mahameru. Tunggu ceritanya :)

Ranu Agung Probolinggo



Ranu Agung atau danau Agung, adalah sebuah danau vulkanik yang terbentuk dari gunung berapi Lamongan yang masih aktif.
Ranu Agung memiliki potensi wisata yang luar biasa indah, dan pantas untuk menjadi obyek wisata alam dengan atmosfir yang hijau dan menenangkan. Danau vulkanik ini terletak di desa Ranu Agung, kecamatan Tiris, 40 Km dari pusat kota Probolinggo.
Untuk rute ke wisata Ranu Agung yaitu setelah Pantai Bentar lurus terus, jngan lupa perhatikan penunjuk arah arah Songa Adventure, setelah terlihat plakat Songa Adventure anda ikuti arahnya yaitu belok kanan, setelah itu nanti anda akan bertemu dg perempatan dan pilihlah arah Songa Bawah, danjangan lupa banyak" bertanya pada penduduk detempat, jika bertanya harap matikan sepeda ya bila tak ingin di sasarkan arahnya, hehehe.
Dengan ketinggian 525 M dari permukaan laut, membuat Ranu Agung tampak asri dikelilingi daerah perbukitan, perkebunan dan areal hutan. Disamping itu, area ini juga dekat dengan beberapa obyek wisata lain di sekitar nya seperti, sungai Pekalen untuk wisata arung jeram, Candi Kedaton yang merupakan candi peninggalan kerajaan Majapahit dan Perkebunan Teh Lawang Kedaton.
Dengan potensi yang dimiliki danau ini, pihak pengelola juga akan memfasilitasi Ranu Agung dengan rumah pohon, restaurant apung, tempat memancing, jembatan apung dan masih banyak lagi sarana untuk memperkenalkan danau vulkanik ini agar lebih dikenal luas.
Persiapkan kendaraan anda dengan baik karena jalannya banyak yang rusak alias makadam.

Air Terjun Coban Jahe Malang



Travelling ke Malang memang tak ada habisnya Ngalamers. Kali ini halomalang mengunjungi sebuah air terjun (coban) yang bernama Coban Jahe. Berada di kawasan RPH Sukopuro - Jabung, Kabupaten Malang, nama Coban Jahe atau juga disebut 'Air Terjun Begawan' ini kurang begitu dikenal oleh pelancong luar kota.

Coban Jahe terletak di Dusun Begawan, Desa Pandansari Lor, Kecamatan. Jabung, Kabupaten. Malang. Dari arah Kota Malang, Ngalamers bisa menempuhnya melalui Jl.LA Sucipto - Blimbing menuju arah Tumpang. Jalur kedua bisa dari arah Kedungkandang menuju Kecamatan Pakis melalui Jl. Ampel Dento hingga tiba di Raya Asrikaton, lalu ke Timur menuju Tumpang. Tak jauh dari gerbang masuk Kec.Tumpang, perhatikan saja penanda arah ke Coban Jahe yang terpasang di kanan jalan sebuah pertigaan. Dari situ jarak Coban Jahe sekitar 7Km. Ikuti saja penunjuk arahnya hingga masuk Desa Sukopuro, lalu pilih jalur yang ke arah Taji/Coban Jahe.
Memasuki permukiman desa, Ngalamers akan disambut jalanan yang sedikit rusak di beberapa bagian. Pada rute persawahan di ujung desa, ketangguhan Ngalamers dalam berkendara akan diuji oleh jalanan khas persawahan yang sedikit 'off road' hingga di kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kali Jahe. Di sekitaran TMP pengunjung bisa memarkir kendaraan roda empatnya, namun jika pengemudi & mobilnya tangguh, bisa melanjutkan hingga halaman parkir Wana Wisata Coban Jahe yang berjarak kurang lebih 100 M dari TMP.

Area parkir sudah tertata rapi, cukup luas dan sejuk. Beberapa fasilitas penunjang seperti warung makan, toilet dan wahana Flying Fox juga disediakan. Namun sayangnya, ketika halomalang berkunjung tak ada petugas yang stay di situ Ngalamers.
Menurut Pak Karimin, warga lokal yang kebetulan berkebun di sekitar Coban Jahe, sejak bulan puasa 2014 ini, warung di area wisata memang tutup. "Sebelum puasa, tiap hari buka kok mas. Tapi ya gitu, pengunjung tidak mesti datang tiap harinya'' ungkapnya, Senin (01/7). Masih kata Pak Karimin, "Nanti di area sini juga akan dibangun Mushola. Sekalian jalannya akan dipermudah biar akses ke Coban-nya lancar. Mungkin setelah Agustusan".
Dari area taman, keindahan Air Terjun Begawan ini sudah terlihat Ngalamers. Kawasan Coban Jahe memang terkesan masih alami, di sekitarnya masih banyak bebatuan besar, tebing-tebing tinggi dan pepohonan khas mata air. Dan tentu saja, airnya sangat jernih!.
Udara dingin bercampur kabut air terjun setinggi 45 M ini bisa dirasa dari kejauhan. Meski sekitar dasarnya tak belumpur, pengunjung yang ingin mandi disarankan berhati-hati saat musim hujan, karena dikhawatirkan ada material yang ikut terbawa jatuh ke dasar air terjun.
Pecinta fotografi pasti menyukai air terjun ini, selain airnya deras dan pemandangannya bagus, sudut pandangnya juga cukup luas. Dari berbagai arah masih terlihat cantik.
Di balik keindahannnya, ternyata ada kisah heroik dari penamaan Coban Jahe. Nama Jahe yang disematkan bukan berasal dari tanaman Jahe, melainkan dari kata "Pejahe". Pejah adalah bahasa Jawa yang berarti "Meninggal". Jadi "Pejahe" artinya "Meninggalnya". Yang dimaksud meninggalnya adalah pasukan TRI Gagak Lodra  yang dimakamkan di TMP Kali Jahe.
Para pejuang di bawah komando Ali Murtopo ini gugur setelah dibombardir Belanda di daerah tersebut saat akan melanjutkan perjalanan ke Lumajang. Kejadian itu berlangsung sekitar tahun 1947-1948.
Menikmati indahnya air terjun sekaligus mengenal sejarah adalah kesan dari kunjungan ke Coban Jahe kali ini. Di Kecamatan Jabung ternyata masih terdapat beberapa coban yang terbilang alami. Tunggu update berikutnya ya Ngalamers.